Di China, Kafe Ber-WiFi Harus Dipasang Software 'Mata-mata'

Di China, Kafe Ber-WiFi Harus Dipasang Software 'Mata-mata'

Jakarta - Pengawasan internet di China semakin ketat. Kini, pihak penguasa di Negeri Tirai Bambu itu mendorong pemilik kafe yang memiliki layanan WiFi untuk membeli software 'mata-mata'.

Ya, tentu saja pemilik kafe di China kini dihadapkan pada pilihan sulit, membeli software yang dikehendaki penguasa dengan harga lumayan mahal atau rela ijin usahanya dicabut. Hal ini terkait dengan regulasi baru yang meminta pemilik bar, restoran, hotel, kafe dan toko buku untuk menginstal software web monitoring.

Dikutip detikINET dari NYTimes, Rabu (27/7/2011), untuk mendapatkan software ini, pemilik usaha harus menyisihkan uang sebesar USD 3.100. Tak hanya itu, 'pengorbanan' yang harus mereka lakukan ialah membiarkan identitas konsumen mereka dimonitor, termasuk kegiatan online yang mereka lakukan.

Penguasa China pun telah menyiapkan pinalti apabila pemilik usaha tidak menuruti permintaan mereka. Denda sebesar USD 2.300 akan dibebankan. Ditambah ijin bisnis mereka akan dicabut.

Belum diketahui apakah regulasi ini akan diterapkan untuk semua wilayah di China atau hanya untuk distrik Dongcheng saja. Salah satu petugas kepolisian dari distrik Dongcheng mengatakan, "Regulasi ini dibuat untuk meningkatkan keamanan internet dan membantu tugas kepolisian untuk menangani kasus kriminal. Detail dari pengimplimentasian ini dirahasiakan".

Dan sudah bisa ditebak, regulasi ini mendapat tentangan dari masyarakat, termasuk mahasiswa, pemilik kafe serta restoran dan para pekerja yang sering menggunakan layanan WiFi di kafe untuk bekerja.

"Dari sudut pandang masyarakat umum, kebijakan ini tidak adil," demikian dikatakan oleh Wang Bo, salah satu pemilik kafe. "Ini adalah salah satu upaya mengontrol arus informasi," tambahnya.

China memang telah lama menjadi negara yang paling ketat untuk urusan kegiatan berinternet warganya. Tahun lalu saja jutaan situs telah diblokir mulai dari situs pornografi, hingga situs jejaring seperti Facebook, Twitter, YouTube dan Evite. Atas kebijakan ini, beberapa pemilik usaha lebih memilih untuk menutup akses WiFi mereka meski hal tersebut akan berdampak pada konsumen yang datang.